Jumat, 19 November 2010

My Lovely Brother

 My Lovely Brother



“Sivia…… kamu ngapain disitu? Ayo kita pulang. Jangan main di sungai lagi kaka takut kamu jatuh.”

“Sebentar kak iyel.. aku mau ngambil bunga itu dulu,”

#Brush kecipakkecipuk (gejesuaranyahehe)


“SIVIA…..”

#brush

Tapa pikir panjang iyel segera menceburkan diri ke sungai yang deras airnya itu.

“KAKAK. (blepblepblep)”

“SIVIA KAMU TAHAN, PEGANG TANGAN KAKAK.”

“tolong tolong liat itu ada dua anak tenggelam di sungai.”  Ucap salah seorang warga.

“itu anak perempuannya udah ada di pinggiran, yang laki-laki kemana? Tadi saya lihat yang perempuan tercebur duluan dan laki-lakinya ikut menceburkan diri.” Ujar warga lain.

Ternyata Gabriel menyelamatkan sivia terlebih dahulu dan mendorongnya ke tepian. Tapi sialnya Gabriel sendiri tertarik arus.

“KAKAK!!!!!”

“ade sabar tunggu disini ya, mamang mau selametin kaka kamu.”

“Kakak….. mamang selametin kaka aku ya. Hikshiks ini semua salah via.” Sivia menangis kencang.

“iya ade tunggu disini sama debo anak mamang ya.”

“kamu disini sama aku, kita berdoa aja kaka kamu ditemuin ya.” Ucap debo yang langsung datang menghibur sivia.

“……..” sivia makin menangis kencang.

Akhirnya karena lama tidak ditemukan orang tua sivia memanggil tim SAR untuk turut serta mencari Gabriel.

“mamah, hikshiks ini salah via.”

“kamu sabar nak, kaka pasti ketemu.”

“iya mah.” Sivia masih belum bisa berhenti menangis.

Ketika malam akhirnya Gabriel ditemukan. Dan masih hidup tentunya.

“KAKAK…” sivia langsung memeluk Gabriel.

Gabriel segera dilarikan ke rumah sakit.

Keesokan harinya Gabriel mulai sadarkan diri dan mulai pulih seperti sedia kala.

“aku gamau bikin kakak yang paling aku sayang celaka lagi.” Sivia duduk disamping tempat tidur iyel.

“makasih adeku sayang… kaka juga gabakal ngebiarin kamu celaka ya..” kata iyel sembari mengacak rambut via.

“pokonya via gamau main disungai lagi!!!” via menangis lagi.

“tenang sayang, dua hari lagi kita sekeluarga pindah kejakarta..”

“bener mah??”

“iya via iyel…” ucap mama uci sambil tersenyum kepada kedua anaknya itu.



Delapan tahun kemudian..



“ciyeee calon anak SMA hahaha.”

“apaan sih kak.” Pipi via langsung bersemu merah.

“haha kaka gamau nganter kamu deh yaaa. Naik motor sendiri aja..”

“ish kaka mah tega! Yaudah aku naik motor sendiri deh mam.” Sivia langsung manyun.

“becanda adekuu sayaang, ayok cepet.”

“via berangkat ya mam..”

“iyel juga mam..”

“hatihati yaa kalian.”

“sip-sip mam.” Siviel mengacungkan jempolnya.

Di perjalanan sivia merangkul erat pinggang kakanya. Sivia sungguh merasakan kehangatan yang sangat dalam. Sivia dan Gabriel sudah saling mengetahui kalau ternyata iyel/Gabriel bukan kakak kandung sivia. Tapi tidak ada yang berubah dari kedua pasang kaka adik ini. Seringkali sivia merasakan denyut-denyut aneh ketika sedang bersama Gabriel. Mungkinkah itu? Tapi ikatan sivia dan Gabriel bahkan bisa mengalahkan ikatan darah. Mereka sungguh sangaat dekat, dan saling menjaga satu sama lain.

SMA BINTANG NEGARA.

“kamu hatihati ya siv.”

“okeoke sip kak.”

“jam pertama pelajaran apa?”

“olahraga ka yel.”

“okeoke daah~”

“daah~~”

Sivia melangkah menuju kelasnya. Tapi oops sivia menjatuhkan semua buku yang dibawa oleh seseorang.

“maaf aku gasengaja.” Sivia langsung membantu orang itu membereskannya.

“hm gak papa. Kalau jalan liat depan dong.”

“okeoke maaf. Sini aku bantu bawa.”

“oke makasih.. niiih.” Orang itu malah memberikan semua buku ke sivia, alhasil kini sivia kerepotan.

“heh bantuiiiin. Kamu mau ke kelas apa?”

“ckck sini deh, dasar cewek lemah. gue ke X.5.”

“HAA? Itu kelas aku tau.”

“itu juga kelas gue odong.”

“yaudah cepetan ah..” sivia kerepotan membawa buku-buku yang dibebankan kepadanya.



JAM OLAHRAGA

“OKE HARI INI OLAHRAGA KITA RENANG YA.. SEMUA SUDAH BERGANTI PAKAIAN??”

“MASIH ADA YANG BELUM PAAK.” Sahut anak-anak.

“OKEE KITA PEMANASAN.”

TOILET

Sivia bergidik masuk kedalam ruangan renang.

“ya allah, phobia aku belum ilang.. gimana ini? Aku ikut gak ya? Kak iyeeel.” Sivia meringis sendiri di toilet.

Sivia mencoba memberanikan diri. Sampai di depan pintu, keringat dingin sudah membasahi tubuh sivia.

“eh lo gaikut renang?”

“kamu yang tadi itu? Hm engga…”

“udah hayoo, oiya gue Rio, lo siapa?”

“aku sivia……” sivia masih gemetar.

“kenapa gemeteran gitu? Udah cepetan.” Rio menarik tangan via dan menyeretnya ke pinggiran kolam namun,,,

Sivia langsung pucat pasi dan menangis keras. Sivia pingsan begitu dia melihat kolam renang yang sangat luas dan dalam itu, kolam renang itu membuat sivia ingat akan kejadian lama.

“SIVIAAAA??” rio yang kaget langsung membopong via ke UKS.



UKS

“eh kak iyel??”

“lho? Rio? Ngapain lo disini? SIVIA?”

“kaka kenal dia?” rio menunjuk sivia yang belum sadarkan diri.

“dia adik gue yo.”

“haaah? Dia kenapa pingsan begini kak?”

“pasti lo nunjukkin tempat yang banyak airnya ya?”

“hm tadi gue nyeret si via ke deket kolem renang kak.”

“pantesan sivia pingsan.. dia phobia sama tempat yang airnya banyak yo.”

“ah masa sih?”

“iyaaa ih lo gapercaya amat sama gue ck~. Eh lo sekola disini juga? Sekelas sama via juga?”

“iya kak. Hm gue minta maaf udah bikin adik lo pingsan..”

“that’s okay.. yaudah balik aja ke kelas lo, biar gue yang jagain sivia.”

“sip.. oke gue ke kelas ya..”

Gabriel pun segera mendekat kearah sivia..

“siv, sadar dong lo…”

Bersambung ahaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar